Kami adalah

PT. Merdeka Karya Bersama

Penerbit PT. Merdeka Karya Bersama atau Kayasa berdiri sejak tahun 2018 guna menghadirkan bacaan yang dapat menambah wawasan dan pola pikir masyarakat terkait budaya, sejarah dan sastra serta ilmu pengetahuan pada umumnya.
Bacaan yang sajikan diharapkan diterima semua kalangan dari sisi umur hingga latar belakang pendidikan.
Sejak berdiri, Kayasa telah menerbitkan 4 judul buku dan tengah terus mencari peluang penerbitkan buku berikutnya yang dapat diterima pasar.

Produk Kami

Sejak berdiri, Kayasa telah menerbitkan 4 judul buku diantaranya:

Susuk Kapal Borobudur

WhatsApp Image 2023-04-05 at 07.36.18

Harga : Rp 100.000

Penulis : Mujoko, Muhammad Habibie, Irvan Risnandar dan Abdul Aziz

Halaman : 340 Lembar

Berat :350 Gram

Ukuran : 14X21

Novel ini berkisah pengalaman Pertiwi saat berdarmawisata di Taman Wisata Candi Borobudur dengan kawan-kawan sekelas serta gurunya. Anehnya, dia berkeinginan untuk menengok kapal. Tentunya saja gurunya merasa permintaan itu suatu yang janggal di kawasan Candi Borobudur yang berada di atas bukit.

Namun Pertiwi seperti dibimbing menuju sebuah museum kapal di pelataran candi itu. Disinilah dia melakukan hal aneh. Dia seperti melihat kejadian kejadian yang dialami kapal itu. Pertiwi seperti ikut berkelana ke masa silam dan masa saat kapal itu berlayar dari Indonesia ke Afrika.

Kronokrom Hikayat Hang Tuah

IMG_20230406_054820

Harga : Rp 110.000

Penulis : Irawan Djoko Nugroho

Halaman : 362 Lembar

Berat : 400 Gram

Ukuran : 14X21

Lebih dari 200 tahun, Hikayat Hang Tuah sebagai satu-satunya hikayat yang paling unik di dunia didudukkan tidak pada tempatnya. Hal ini karena kronogram yang dilakukan tokoh cerita, seperti dengan sengaja diabaikan semua peneliti. Kronogram yang terdapat dalam episode Hang Tuah Diutus Ke Turki ini, berbunyi: bermula pada masa itu hijrah Nabi Sallallahu alaihi wa-sallam baharu delapan ratus delapan puloh enam tahun. Tahun 886 Hijrah sama dengan 1481 M.

 Dengan adanya kronogram tersebut, kisah Hang Tuah tidak dapat dipandang sebagai fiksi semata, namun juga harus dipandang sebagai sebuah sejarah. Terbukti banyak jejak rekam sejarah dicatat di dalamnya. Misalnya saja sebagai berikut.

 Pertama. Mekah dan Madinah tahun 1481 M dikuasai Mesir dengan ditandai adanya Kepala Jamaah Haji dari Mesir dan bukan dari Turki. Kedua. Mesir pada tahun 1481-1482 menurut Hikayat Hang Tuah diperintah oleh Perdana Menteri. istilah Perdana Menteri menunjukkan ada struktur raja di Mesir. Keterangan Hikayat Hang Tuah tersebut ternyata memiliki kesamaan dengan catatan sejarah pada tahun 1481– 1482, Mesir dicatat diperintah oleh Sultan An-Nashir Muhammad bin Qaytabi (872 H/1467 M – 901 H/1495 M).
Ia seorang Sultan dari Mamluk Burji. Sultan inilah yang disebut sebagai Perdana Menteri serta yang menerima Hang Tuah. Sementara itu struktur raja sekalipun tidak dikisahkan adalah Khalifah Abbasiyah di Kairo Mesir yaitu Khalifah Al-Mutawakkil Alā’llāh II (1479 – 1497).

Bumi Tak Bertepi

WhatsApp Image 2023-04-05 at 17.55.30

Harga : Rp 140.000

Penulis : Irawan Djoko Nugroho

Halaman : 477 Lembar

Berat : 450 Gram

Ukuran : 14X21

Penulis P.W Singer asal Amerika Serikat meramalkan Negara  Indonesia lenyap dari peta dunia dalam buku fiksinya Ghost Fleet. Buku yang membuat gempar tanah air saat kampanye Pilpres 2019 itu dijawab dengan novel karya Irawan Djoko Nugroho berjudul Bumi Tak Bertepi. Dia berimajinasi justru Indonesialah yang menjadi negera super power di masa depan berkat penemuan teknologi tinggi. 

Novel Bumi Tak Bertepi mengisahkan sebuah pertarungan politik dari para politisi di Indonesia. Mereka memperebutkan kekuasaan yang tak teraudit dan tak terkontrol ketika berkuasa. Segala upaya dilakukan untuk menang dengan mengorbankan rakyat dan bangsa sekalipun. 

Ayahku Seorang Pejuang Kemerdekaan

ayahku jpg_1

Harga : Rp 75.000

Penulis : Ramzy Baroud

Halaman : 240 Lembar

Berat : 300 Gram

Ukuran : 14,8X21

Kisah nyata Keluarga Baroud dari Beit Daras yang terusir sejak tahun 1948. Keluarga Baroud harus hidup dipengungsian di di Gaza. Sang pendiri keluarga harus berjuang menghidupi keluarganya di penungsian dengan segala keterbatasan. Generasi kedua dipengungsian hidup dengan tekanan setelah kekalahan beruntun tentara gabungan Arab. Tapi kelurga itu tidak menyerah dengan keadaan, hingga generasi ketiga keluarga Baroud dapat mengenyam pendidikan perguruan tinggi ditengah konflik tak berujung dan tekanan pemerintahan Apartheid, Israel.

Sinopsis Buku

Susuk Kapal Borobudur

Dapatkan penawaran spesial dari kami